Cinta adalah perihal harapan
Seperti air yang tertumpah pada gelas
Air yang jatuh ikhlas
Atau terpaksa mengikuti alur
Tak ada beda, tak ada banding
Pada gelas dan air di dalamnya
Tentang kau yang mengaku
Atau aku yang mengalah
Air selalu mengalah pada gelas
Karena gelas selalu rakus, membungkus aku
Aku, harapku selalu ikut
Pada kau yang memasang pasung pada cita berlebih
Aku tak mampu kemana mataku terlirik
Karena hatiku separuh pada angan
Setengahnya lagi kau genggam seperti bara
Lalu suatu saat air selalu menitikkan gelas yang membungkus
Hingga jatuh dan pecah
Bersama air yang membasahi lantai
Lalu hilang menguap
Aku selalu pandai mengusap kepalamu dari jauh
Seperti belaian lembut ayahmu saat kau dimarahi ibumu
Tapi aku tak lihai berpaling pada impian
Air dan gelas yang sama-sama terpecah
Tak mungkin ada cercah lagi
Tapi kau selalu mengajariku
Menggenggam jari untuk satu pinta
Aku tak peduli lagi pada gelas yang jatuh
Atau air yang terciprak di pakaian putihmu
Masih ada kesempatan
Menanti lelaki beruntung itu menyerah
Lalu aku datang menjadi laki-laki beruntung lainnya
0 komentar:
Posting Komentar