~Kau terlalu jauh
Aku tak pernah jemu
Sekali itu mimpi burukku~
Ragamu tak mampu kupeluk dengan satu lingkaran rangkulku
Tapi rasaku selalu pasti memulung resah pada sepah rindu
Air mata juga tak mau kalah menyalahkan inginku
Pada ingatanku kau terlalu indah
Tak bisa kuceritakan hanya dengan semalam suntuk
Sekali lagi kusentuh dirimu di tengah mimpi
Tak bisa kusebut itu indah ataupun buruk
Sebut saja itu mimpi buruk terindahku
Jauh di ujung malam
Terlalu jemu
Aku selalu ingin mengikatmu di sini saja
Di tengah mimpi burukku
Hingga kau tak perlu dalam keindahan
Ah tak perlu lagi indah kuungkap di sini
Cukup namamu kesebut 1001 kali sesudah mimpiku
Seperti malam-malam yang terlewati
Tak ada ujung ceritanya
Dan aku tetap saja menanti
Ah sudahlah, itu hanya masa lalu
Lalu kusebut kau di setiap masa-masaku
Bersama dirimu kutanam satu harapan
Seperti jarak yang terlalu jemu menjauh
Atau mimpi yang mengikat erat
Hingga napas mulai terengah-engah
Kau terlalu jauh
Aku tak pernah jemu
Sekali itu mimpi burukku
1 komentar:
Masih saja seperti itu.
Rasa yang terungkap lewat tulisan tanpa lisan.
Hati yang bercengkrama dengan tuts bukan dengan bibir.
Masa saja seperti itu,
Rindu yang terungkap lewat maya tak berani ke tangga nyata
Akad yang tertuang lewat tulis bukan dengan jabat.
������
Posting Komentar