Minggu, Juli 23, 2017

Masih


kau yang terindah
kataku setiap melihat senyummu
dalam hati, aku selamanya mengagumimu

kau cahaya itu
pengagum yang kehilangan arah
pada satu kegelapan, untuk satu langkah

aku beruntung
kataku setiap mencuri pandang 
di sudut ruangan yang selalu kau lewati


kau suara itu
untuk hati pengagum yang sepi
tanpa getaran, tanpa siulan
hanya napas yang terengah-engah
lalu bersandar mengharap ada bisikmu
walau hanya satu kata “iya”

kau bahagia itu
pada rasa yang paling dalam
tersenyum pada tiap sapa
ada getaran pada sudut rekah bibir
ingin memelas, tapi canggung memeras

aku hanya apalah
selalu berharap mendapat senyummu
pada pagi, bersama ciutan burung agapornis
atau hanya memandangi selaksa gambaranmu
di senja, di sudut bangunan bercat cerah

aku adalah pengagummu yang selalu merindu
menanti hari, aku melengkapi selah jemarimu
atau sekadar menyapamu di sepertiga malam
dengan bisikan selembut napas
lalu menutup malam dengan berkat di keningmu
ah sudahlah, itu masih terlalu lama menanti

aku masih terlalu jauh

masih ada laut memisah
masih ada cita memenjara
masih ada masa lalu menjaga

dan kau masih ada di dalam mimpi

0 komentar:

Posting Komentar