~Aku hanya candu pada diam
Dari candamu yang manari di atas imaji
Hingga hati tak mampu menahan gejolak
Menuntut jawab dan kepastian semu~
Melangkah lebih jauh
Mengungkap dari dalam hati
Bibir yang terbata-bata
Hanya ingin menyatakan
Aku ingin menjadi
Maukah kau menjadi?
Dimana datangnya keberanian?
Aku juga tak tahu
Mungkin dari luapan terpendam
Sejak ratusan purnama kerinduan
Aku hanya candu pada diam
Dari candamu yang manari di atas imaji
Hingga hati tak mampu menahan gejolak
Menuntut jawab dan kepastian semu
Tapi kau hanya diam
Tanpa “iya”, bukan “tidak”
Lalu aku mulai sesak pada penantian
Tersayat pada waktu yang menjanjikan
Aku tak pernah merasakan sakit sepedih menaruh harap
Dan cemas pada waktu yang tak pernah ada
“tidak” akan jadi obat
“ya” akan jadi penyembuh
Tapi diam, mengaburkan dan menguburkan
Napas mulai tersesak kembali
Pada tetesan keringat, menanti menjadi mati
Haruskah ada paksaan dariku
Memegang pundakmu, mengguncangnya dengan hebat
Lalu lidahmu tak lagi terkunci
Ucapkan saja, lalu aku pergi
Bersama tenang, pada kenangan aku menuju
0 komentar:
Posting Komentar