Rabu, April 02, 2014

April itu Kamu

-Kamu bukan sejarah, karena kamu adalah kenangan-




Selamat April...

Pelangi itu mulai tak terlihat. Hujan yang membuat rindu menyendu mulai padam oleh terik sapaan mentari. Hanya mendung yang sekali-kali menyapa memberi harapan si perindu akan hujan itu. Bukan itu yang ingin kusinggung, sunggingan dari bibir gigil itu yang telah lama tak nampak.

Sudah terlalu banyak kenangan yang harusnya kita rayakan, bahkan sangat banyak malah. Dua bulan tak pernah lagi kita ceritakan kejadian-kejadian itu, indah dengan tawa, haru dengan air mata, sedih dengan diam kita. Seakan cerita ini harus terkubur oleh waktu ataukah cerita itu yang menguburkan diri. Seperti aku dan kamu mengurungkan niat bercerita pada kertas kosong yang belum tersentuh oleh coretan kita.

Aku ingin menyapa April, katanya kamu suka dengan bulan April, meski aku tahu kamu tak lahir di bulan April. Mungkin karena kamu suka buku, bumi dan Ibu Kartini. Semuanya diperingati di bulan itu. Ataukah karena bulan April, kita pernah ada, berdua di tepi pantai saat senja, berlomba menghitung bintang yang mulai nampak, bercanda bersama cahaya merah matahari yang mulai melemah. Itu juga terjadi di bulan April.

April... Aku tak mau kamu pergi begitu saja, apalagi menguburkan diri seperti saudaramu di bulan Maret. Aku yang membuat Maret seakan kehilangan kejadian yang harus dirayakan. Kamu bukan sejarah, karena kamu adalah kenangan.


~ @bung_ilham ~


0 komentar:

Posting Komentar