-Dari perjalanan itu saya lalu teringat sebuah sajak om Aan Mansur tentang perjalanan yang sama sepertiku.
Hampir saja awal tahun yang baik ini
terlewatkan tanpa tulisan. Tanpa gadget, tanpa laptop, tanpa kamera, dan tanpa akses
internet. saya meninggalkan Makassar ke kota paling besar di Indonesia,
Jakarta. Iya, impian tahun 2014 dimulai dari hari ini, menginjakkan kaki di
lima pulau terbesar yang ada di Indonesia.
Sebenarnya saya tidak terlalu menyukai
jalan-jalan (maklum anak rumahan). Tapi keseringan membaca dan mendengar cerita
perjalanan dari penulis-penulis hebat, saya kemudian mulai tertarik keluar dari
kebiasaanku yang hanya di rumah mendengar dan membaca. Akhirnya mimpi itu harus
tercatatkan dari banyak mimpi di tahun yang kata orang “tahun kerja”.
Kuawali tahun ini, tepatnya tanggal 1 januari
2014, tiket Makassar-Jakarta di tangan. Dengan agak tergegas pukul 5 subuh saya
meluncur ke bandara. Tapi sayang, tanpa alat publikasi saya bawa. Aduh sungguh
awal yang kurang baik.
Pukul 9.00 pagi waktu Makassar, sayapun
terbang ke Jakarta dengan waktu dua jam sepuluh menit dan akan sampai di
Jakarta pukul 10.10 pagi waktu Jakarta. Dari perjalanan itu saya lalu teringat
sebuah sajak om Aan Mansur tentang perjalanan yang sama sepertiku. Dari Makassar
ke Jakarta. Saya juga ingin menulis beberapa bait tulisan kecil di buku
catatanku tapi sialnya pulpen yang biasanya bertengger di tas kecil yang selalu
kubawa raib seakan diambil oleh makhluk gaib.
Benar-benar perjalanan yang sedikit hampa
pikirku. Untungnya saya sedikit terhibur oleh dua gadis cilik yang selalu
saling mengganggu, saling menggelitik, saling menjulurkan lidah. Ah ingin
rasanya kutulis sejak itu, tapi “maumi diapa”. Dua bocah itu terlihat riang di
tengah sambutan pramugari dari suara pengumuman yang menyatakan penumpang harus
memakai sabuk pengaman karena kita sedang menghadapi cuaca buruk di luar.
Lagi-lagi hasrat menulisku menggebu saat itu.
Niatku mengaktifkan hape senter-senter untungnya belum sempat terpenuhi karena
lagi-lagi peringatan si pilot untuk tidak mengaktifkan hape. Aduh, moga moment
yang baik ini bisa kuingat setelah mendarat nanti, moga ada laptop, atau
setidaknya sebuah pulpen yang bisa memenuhi hasratku untuk mencoret-coret
blogku.
Di tengah lamunanku yang ternyata sudah dua
jam hanya memperhatikan dua bocah kecil di depanku kembali pengumuman pilot
kalau sebentar lagi kita akan mendarat di bandara Soekarno-Hatta. Saya tersentak
dan menyiapkan diri dan tas kecilku, tak sabar rasanya menginjakkan kakiku di
tanah ibu kota. Selamat datang 2014, dua pulau (Sulawesi & Jakarta)
sudah terinjak, sisa tiga pulau (Sumatera,
Kalimanta, Papua) hahaha. Oh iya, ternyata saya terlalu asyik menyaksikan dua
bocah tadi sampai-sampai saya tidak mengenal bahkan menyapa teman dudukku
selama dua jam di pesawat tadi. Hahaha…


0 komentar:
Posting Komentar