Rabu, Januari 01, 2014

Dalam Pesawat Awal Tahun

-Dari perjalanan itu saya lalu teringat sebuah sajak om Aan Mansur tentang perjalanan yang sama sepertiku. 
Dari Makassar ke Jakarta-
sumber: http://statik.tempo.co/
sumber http://4.bp.blogspot.com/


Hampir saja awal tahun yang baik ini terlewatkan tanpa tulisan. Tanpa gadget, tanpa laptop, tanpa kamera, dan tanpa akses internet. saya meninggalkan Makassar ke kota paling besar di Indonesia, Jakarta. Iya, impian tahun 2014 dimulai dari hari ini, menginjakkan kaki di lima pulau terbesar yang ada di Indonesia.

Sebenarnya saya tidak terlalu menyukai jalan-jalan (maklum anak rumahan). Tapi keseringan membaca dan mendengar cerita perjalanan dari penulis-penulis hebat, saya kemudian mulai tertarik keluar dari kebiasaanku yang hanya di rumah mendengar dan membaca. Akhirnya mimpi itu harus tercatatkan dari banyak mimpi di tahun yang kata orang “tahun kerja”.
Kuawali tahun ini, tepatnya tanggal 1 januari 2014, tiket Makassar-Jakarta di tangan. Dengan agak tergegas pukul 5 subuh saya meluncur ke bandara. Tapi sayang, tanpa alat publikasi saya bawa. Aduh sungguh awal yang kurang baik.

Pukul 9.00 pagi waktu Makassar, sayapun terbang ke Jakarta dengan waktu dua jam sepuluh menit dan akan sampai di Jakarta pukul 10.10 pagi waktu Jakarta. Dari perjalanan itu saya lalu teringat sebuah sajak om Aan Mansur tentang perjalanan yang sama sepertiku. Dari Makassar ke Jakarta. Saya juga ingin menulis beberapa bait tulisan kecil di buku catatanku tapi sialnya pulpen yang biasanya bertengger di tas kecil yang selalu kubawa raib seakan diambil oleh makhluk gaib.

Benar-benar perjalanan yang sedikit hampa pikirku. Untungnya saya sedikit terhibur oleh dua gadis cilik yang selalu saling mengganggu, saling menggelitik, saling menjulurkan lidah. Ah ingin rasanya kutulis sejak itu, tapi “maumi diapa”. Dua bocah itu terlihat riang di tengah sambutan pramugari dari suara pengumuman yang menyatakan penumpang harus memakai sabuk pengaman karena kita sedang menghadapi cuaca buruk di luar.

Lagi-lagi hasrat menulisku menggebu saat itu. Niatku mengaktifkan hape senter-senter untungnya belum sempat terpenuhi karena lagi-lagi peringatan si pilot untuk tidak mengaktifkan hape. Aduh, moga moment yang baik ini bisa kuingat setelah mendarat nanti, moga ada laptop, atau setidaknya sebuah pulpen yang bisa memenuhi hasratku untuk mencoret-coret blogku.


Di tengah lamunanku yang ternyata sudah dua jam hanya memperhatikan dua bocah kecil di depanku kembali pengumuman pilot kalau sebentar lagi kita akan mendarat di bandara Soekarno-Hatta. Saya tersentak dan menyiapkan diri dan tas kecilku, tak sabar rasanya menginjakkan kakiku di tanah ibu kota. Selamat datang 2014, dua pulau (Sulawesi & Jakarta)
sudah terinjak, sisa tiga pulau (Sumatera, Kalimanta, Papua) hahaha. Oh iya, ternyata saya terlalu asyik menyaksikan dua bocah tadi sampai-sampai saya tidak mengenal bahkan menyapa teman dudukku selama dua jam di pesawat tadi. Hahaha…

0 komentar:

Posting Komentar